Detail Cantuman
Advanced Search
WALIYULLAH MENURUT M.QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL- MISHBAH
ABSTRAK
Penafsiran Quraish Shihab tentang waliyullah menjadi menarik untuk diteliti, karena Quraish Shihab termasuk mufassir kontemporer yang hasil pemikirannya sesuai dengan masa kekinian. Makna waliyullah yang masih belum jelas (kabur) di lingkup masyarakat ditambah lagi kepercayaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik yang mengira bahwa diri mereka adalah waliyullah. Adapun pokok masalah penelitian ini adalah penafsirannya tentang ayat-ayat waliyullah. Kemudian, dirinci menjadi dua submasalah: (1) apa makna waliyullah?dan (2) bagaimana karakteristik yang harus dimiliki manusia untuk bisa mencapai derajat waliyullah?
Penelitian ini bersifat kepustakaan. Sumber primernya diambil dari Tafsir Al-Mishbah. Sementara itu, sumber sekundernya diambil dari berbagai kitab, buku yang membahas sesuai tema yang relevan dengan masalah penelitian ini. Adapun metode yang digunakan adalah tematik. Sedangkan kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan teori Amin al-Khulli.Teori Al-Khulli yang kajian terhadap Al-qur’an itu sendiri (dirasa fi al-Qur’an nafsih) adalah yang digunakan dalam penelitian ini. Teori ini memfokuskan pada pelacakan kata-kata individual semenjak pertama diturunkan, pemakaiannya dalam Al-qur’an serta sirkulasinya dalam bahasa Arab. Pelacakan kata individu ini diikuti kajian terhadap struktur kalimat dan frase-frase tertentu dengan perangkat ilmu bahasa Arab. Kemudian disusul pemberian makna yang hati-hati agar diperoleh pengertian yang semestinya yang dikehendaki oleh teks ayat tersebut.
Hasil penelitian menurut M.Quraish Shihab waliyullah adalah orang yang dekat dan dicintai oleh Allah swt. Mereka itu adalah orang yang menjadikan iman dan takwa sebagai sifat dan sikap dasar, iman dan takwa menjadi keharusan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa dekat dengan Allah swt., selanjutnya seseorang itu juga harus mempunyai ilmu atau pengetahuan. Sehingga, dari kedekatan kepada Allah swt. itu akan berdampak pada rasa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (juga) mereka bersedih hati. Kedekatan mereka disertai dengan kesungguhan dalam ketaatan kepada-Nya sambil tolong-menolong dengan sesamanya, tidak takut akan kematian, menjadikan Rasul saw. sebagai teladan, membina masyarakat, dan membendung aneka kemungkaran. Ketika itulah ia menjadi dekat dengan Allah swt. dan dia menjadi waliyullah.
Ketersediaan
SK201620008.1 | 2X1 ABI w c.1 | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2X1 ABI w
|
Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2016 |
Deskripsi Fisik |
70 hlm., Ilus., 28 cm.
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2X1
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain