ABSTRAK
Hadis tentang surga di bawah telapak kaki ibu, hadis ini sangat populer dan familiar di telinga kita, terutama pada saat mendekati hari ibu. Sebagian besar masyarakat buta akan status hadis tersebut, mereka hanya meyakininya sebagai ucapan Nabi yang shahîh. Namun, kepopulerannya bukanlah jaminan bahwa itu adalah ucapan Nabi, karena terdapat perbedaan pendapat mengenai riwayat tersebut, ada yang berpendapat bahwa hadis ini palsu, kemudian ada yang berndapat hadis ini munkar, dan ada yang berpendapat bahwa hadis ini hasan. Selain itu salah satu yang menyebabkan perselisihan dalam hadis ini adalah tidak terdapatnya susunan sanad pada matan hadis tersebut, karena suatu hadis dinilai dari dua aspek yaitu sanad dan matan, sehingga riwayat ini tidak dapat dikategorikan sebagai hadis yang otentik. Kemudian terdapat riwayat lain yang menjelaskan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu dengan redaksi matan yang berbeda, akan tetapi riwayat ini memiliki susunan sanad yang diriwayatkan oleh Al-Nasâ’î, Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mâjah, untuk itu perlu mengetahui kualitas hadis tersebut, agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah penelitian ini dilakukan.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kualitas hadis-hadis yang terkait dengan hadis tentang surga di bawah telapak kaki ibu baik dari segi sanad maupun matan? (2) Bagaimana penerapan hadis tersebut secara kontekstual? Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kepustakaan (library research), adapun metode yang digunakan dalam penelitian hadis ini adalah analisis kualitatif yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan data-data, kemudian berusaha melakukan analisa untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kritik sanad dan matan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hadis tentang surga di bawah telapak kaki ibu memiliki status hadis ahâd dengan derajat shahîh lî dzâtihi. Sehingga hadis ini dapat diterima sebagai hujjah dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hadis tentang surga berada di bawah telapak kaki ibu memberikan sebuah pelajaran bahwa berbakti dan taat kepada ibu merupakan kedudukan yang lebih utama dari pada berjihad di jalan Allah Swt. Bagi setiap muslim yang dapat melakukannya dengan benar dan disertai dengan rasa ikhlas, maka akan mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai balasannya. Sebab berbakti kepada seorang ibu merupakan fardlu `ain bagi anak, sedangkan jihad adalah fardlu kifayah. Jika sudah ada yang melaksanakannya, maka kewajiban itu menjadi gugur bagi orang lain. Apabila jihad telah menjadi fardlu `ain maka anak perlu meminta izin kepada orang tuanya. Barang siapa yang tidak berbakti kepada kedua orang tua, padahal hak keduanya demikian besar maka tentu dia lebih tidak berbakti kepada orang lain.