ABSTRACT

FATMA NUR HENDRAINI. NIM 26.10.1.2.017.Teknik Gender Based Violence Victim Assistance in the Alliance of Concerned Women Sragen (APPS).
Keywords: Mentoring, violence, gender
Gender inequality resulted in the emergence of a not violent. Gender-based violence can happen to anyone, both men and women. With the number of cases of gender-based violence that includes domestic violence, rape / sexual abuse, trafficking is evocative gender activists to provide services to victims of gender-based violence so that victims are able to return healthy physically and psychologically. Therefore, this study aims to determine how the techniques to support victims of gender-based violence given by the Alliance of Concerned Women Sragen.
This study uses qualitative descriptive method. Researchers use triangulation techniques, means to obtain data that is the same or similar, to be more mantab kebenaranya (valid) dug from different sources. To analyze the data in this study consisted of three namely data reduction, data presentation, drawing conclusions with ferifikasinya.The subjects in this case is a companion APPS, data collection was done using interview and observation techniques (observation), and documentation. These three techniques are used together and gradually, with different subjects, with a focus on technical assistance in the Alliance of Concerned Women Sragen.
The results showed that the techniques used by escort Alliance of Concerned Women Sragen is the physical and psychological recovery of victims, victims adjustment to the environment, social function returns korban.Teknik Assistance in Sragen Alliance of Concerned Women already make a positive contribution to the victims of gender-based kekersan proved many women which has undergone kehidupannya.Mengembalikan Survive in children and women victims of violence back to her community by running back social functions. Child victims of violence are also able to go back to school to continue the ideals to be achieved for a better future.
 
ABSTRAK

NUR FATMA HENDRAINI. NIM 26.10.1.2.017.Teknik Pendampingan Korban Kekerasan Berbasis Gender di Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS).
Kata kunci : Pendampingan, kekerasan, gender

Ketidaksetaraan gender mengakibatkan munculnya suatu tidak kekerasan. Kekerasan berbasis gender dapat menimpa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan banyaknya kasus kekerasan berbasis gender yang meliputi kekerasan dalam rumah tangga, perkosaan/pencabulan, traffiking ini menggugah aktifis gender untuk memberikan pelayanan untuk korban kekerasan berbasis gender agar korban mampu kembali sehat dari segi fisik maupun psikis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana teknik pendampingan korban kekerasan berbasis gender yang diberikan oleh Aliansi Peduli Perempuan Sukowati.
Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, artinya untuk memperoleh suatu data yang sama atau sejenis, agar lebih mantab kebenaranya (valid) di gali dari sumber yang berbeda. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini terdiri dari tiga yakni reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dengan ferifikasinya.
Subyek dalam hal ini adalah pendamping APPS, pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara dan observasi ( pengamatan), dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan secara bersama dan bertahap, dengan subyek yang berbeda, dengan memfokuskan pada teknik pendampingan di Aliansi Peduli Perempuan Sukowati.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik yang digunakan oleh pendamping Aliansi Peduli Perempuan Sukowati adalah pemulihan fisik dan psikis korban, penyesuaian korban terhadap lingkungan, mengembalikan fungsi sosial korban.Teknik Pendampingan di Aliansi Peduli Perempuan Sukowati sudah memberikan kontribusi positif terhadap korban kekersan berbasis gender terbukti banyak perempuan yang telah Survive dalam menjalani kehidupannya.Mengembalikan anak-anak dan perempuan korban kekerasan kembali kepada komunitasnya dengan menjalankan fungsi-fungsi sosialnya kembali. Anak korban kekerasan juga mampu bersekolah kembali melanjutkan cita-cita yang akan diraih untuk masa depan yang lebih baik.