ABSTRAK


MUSTHAFA KAMAL PASHA, Berinteraksi dengan al-Qur’an merupakan salah satu pengalaman yang berharga bagi seorang muslim. Ungkapan melalui lisan, tulisan sampai yang berupa tindakan, baik berupa pemikiran maupun pengalaman spiritual. Termasuk pada tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia di dukuh Sumberejo. Meresepsi al-Qur’an dalam sebuah tradisi budaya merupakan upaya masyarakat dalam berintraksi dengan al-Qur’an. Resepsi tersebut menjadikan masyarakat sebagai bagian dalam menghidupkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini berbicara tentang dua masalah. Pertama, bagaimana prosesi tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia berlangsung dan menjadi bagian yang integral di dukuh Sumberejo, desa Troso, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten? Kedua, Bagaimana bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia difungsikan di dukuh Sumberejo, desa Troso, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten.
Jenis penelitian yang diggunakan adalah penelitian lapangan (field research). Sumber utama penelitian ini adalah segala alat dan media sekaligus ayat dan surat yang diputar dalam tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia di dukuh Sumberejo. Lokasi penelitiannya berada di Dukuh Sumberejo, Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia di dukuh Sumberejo merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh warga Sumberejo saat ada orang yang meninggal dunia. Tradisi ini muncul berawal dari dakwah Simbah KH. Muslim Rifai Imampuro pada tahun 1959 M dengan menggunakan kaset pita. Kaset al-Qur’an yang diputarkan saat ada orang yang meninggal dunia ada dua yaitu kaset murottal dan kaset tilawah bi taghanny. Kaset tilawah pada era paling awal yaitu kaset tilawahnya H. Nanang Qosim, kemudian selanjutnya muncul qori Internasional legendaris yaitu H. Muammar ZA. Ada lima fungsi yang ditemukan dalam resepsi warga dukuh Sumberejo mengenai tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia yaitu untuk berdakwah, sebagai sarana beribadah, sebagai bentuk budaya, sebagai simbol, dan terakhir untuk kebutuhan psikologi. Tradisi bacaan al-Qur’an lewat rekaman dalam momen orang meninggal dunia merupakan praktek keberagamaan masyarakat Sumberejo dalam meresepsi al-Qur’an sebagai bagian dalam kehidupan mereka.