ABSTRAK
Allah Swt. menciptakan segala hal di dunia ini memiliki manfaat yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satunya yaitu binatang yang bernama anjing. Hadis-hadis yang menjelaskan tentang anjing sangatlah beragam dari perintah membunuhnya, jilatannya, memeliharanya dan lain-lain. Mengenai hadis tentang pemeliharaan anjing para ulama membaginya menjadi dua hal yaitu anjing yang diperbolehkan untuk dipelihara dan anjing apabila dipelihara maka akan mengurangi pahala si pemiliknya. Hadis tersebut muncul di karenakan pada saat itu malaikat Jibril datang ke rumah Rasulullah akan tetapi malaikat Jibril tidak masuk rumah lalu ke esokan harinya dijelaskan oleh Jibril alasan dia tidak masuk rumah yaitu karena di dalam rumah tersebut terdapat anjing, dan dia mengatakan: kami tidak masuk rumah yang didalamnya terdapat anjing dan gambar. Dari hal tersebut Rasulullah menyuruh para sahabat untuk membunuh semua anjing yang ada, sehingga menemukan seorang perempuan yang tinggal sendiri karena suami dan anaknya telah meninggal dalam perang yang memelihara anjing. Perempuan tersebut berkata bahwa anjing itulah yang menemani dan menjaga dia setelah penjagan Allah Swt. dari orang-orang dan binatang yang hendak berbuat jahat kepadanya. Kemudian Rasulullah bersabda: Barang siapa yang memelihara anjing yang bukan untuk berburu, menjaga ternak dan pertanian maka setiap hari pahalanya akan berkurang sebanyak satu atau dua qirath. Dari matan hadis tersebut kita belum memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana memahami makna Hadis-hadis tentang memelihara anjing dengan ma’âni al-hadîs yang menggunakan pendekatan bahasa dan pendekatan historis? 2) Bagaimana relevansi hadis-hadis tentang memelihara anjing, jika dikaitkan dengan konteks pada saat ini?. Penelitian ini merupakan penelitian (Library Research). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori ma`ânî al-hadîs dengan dua pendekatan yaitu pendekatan bahasa (linguistik) dan pendekatan historis (sejarah). Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui historisasi hadis tersebut muncul dan dalam konteks apa hadis itu disabdakan selain itu juga untuk mengetahui makna hadis tersebut sehingga hadis tersebut dipahami secara benar dan tepat. Langkah-langkah yang digunakan dalam kajian ini antara lain: validitas dan otentitas hadis, menjelaskan makna hadis setelah menentukan derajat otentitas hadis, langkah ini terdiri dari beberapa kajian yaitu: linguistik (bahasa), historis, tematik-komprehensif konfirmatif dan kajian generalisasi.
Dari hasil penelitian yang telah penulis teliti terkait dengan hadis-hadis tentang memelihara anjing, melalui kajian matan hadis-hadis tersebut merupakan pesan yang diberikan oleh Rasulullah Saw. untuk umatnya. Bahwa pada dasarnya semua yang diciptakan oleh Allah Swt. di dunia ini memiliki manfaat untuk manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini. Dari penelitian hadis tersebut menjelaskan bahwa anjing boleh dipelihara dengan ketentuan-ketentuan yang telah disampaikan oleh Rasulullah tujuannya agar memberikan manfaat dan memberikan kemudahan bagi manusia. Akan tetapi apabila anjing tersebut dipelihara keluar dari peraturan yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw. maka bagi pemiliknya mendapatkan balasan yaitu akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu atau dua qirath. Adapun anjing yang diperbolehkan untuk dipelihara adalah anjing yang dimanfaatkan untuk berburu, menjaga tanaman dan ternak, dengan catatan tetap mengikuti peraturan yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw. seperti apabila dia menjilat suatu tempat maka wajib bagi pemiliknya untuk mencucinya sebanyak tujuh kali dengan salah satunya dicuci dengan debu.
Kata Kunci : Anjing, Memelihara, dan Ma`ânî al-hadîs.