Muhamad Alwi Husain, NIM 191211139. “Representasi Tokoh Wayang Gatotkaca Dalam Film Satria Dewa Gatotkaca (Analisis Semiotika Roland Barthes)”, Skripsi, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, 2024.
Kesenian wayang selain menjadi tradisi kebudayaan dan hiburan yang digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya Pulau Jawa, kesenian wayang juga memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat Jawa. Kesenian wayang juga bisa dinikmati di semua kalangan masyarakat. Menurunnya moralitas generasi muda sekarang terhadap kebudayaan, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut direpresentasikan dalam film Satria Dewa Gatotkaca yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini mengisahkan tentang Yudha, titisan superhero lendaris di era modern yang diadaptasi melalui literatur pewayangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi tokoh Wayang Gatotkaca dalam film Satria Dewa Gatotkaca.
Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori Semiotika model Roland Barthes dengan melihat denotasi, konotasi dan mitos. Penelitian ini mengambil 18 scene dalam film Satria Dewa Gatotkaca yang menggambarkan wayang Gatotkaca. Teknik validitas triangulasi data dengan melihat membandingkan data yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa film Satria Dewa Gatotkaca mengandung pelajaran berupa sejarah, tradisi adat istiadat dan sosial budaya setempat yang digolongkan dalam teori pewayangan dan nilai kepahlawanan yaitu: Ikon/Identitas Gatotkaca, Ajian, Pusaka, Candi, Pandawa dan Kurawa, Kepahlawanan, Wayang, dan Patala. Film Satria Dewa Gatotkaca ini tidak hanya sebatas menggambarkan tokoh wayang Gatotkaca akan tetapi menggambarkan tentang nilai-nilai positif.

Kata Kunci : Representasi, Film Satria Dewa Gatotkaca, Semiotika Roland Barthes