Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus memiliki harapan kepada anak meskipun mengalami keterlambatan. Namun, harapan yang dimiliki orang tua tidak sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Orang tua cenderung memaksakan harapannya kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran harapan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi, Surakarta. Informan penelitian berjumlah 5 yang dibagi menjadi 3 orang tua dengan anak autis dan 2 orang tua dengan anak ADHD. Karakteristik informan yaitu orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus, mengikuti terapi minimal dua periode yaitu satu tahun di PLDPI, keterlambatan pada masa perkembangan usia anak 6-12 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi struktur, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).
Hasil penelitian menjelaskan bahwa harapan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus adalah agar anak memiliki kesehatan yang baik, meningkatnya perkembangan anak, kemandirian, dan dapat berkarya berkarya. Penanganan yang diberikan berupa terapi, sekolah, dan memberikan kegiatan positif lainnya yang membantu mewujudkan harapan orang tua. Proses mewujudkan harapan juga membutuhkan dorongan atau motivasi yang berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.