Masalah bullying disekolah menjadi isu global dan merupakan permasalahan sosial yang memiliki konsekuensi serius, merugikan kehidupan dan karier anak sekolah. Tidak hanya berdampak bagi korban, tetapi juga bagi pelakunya. Bullying merupakan masalah serius di kalangan siswa tingkat rendah yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan perkembangan sosial-emosional mereka, serta mengganggu proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana gambaran kegiatan pada saat dilakukan bimbingan klasikal dengan storytelling
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang mendalam terhadap dua konselor dan satu anak di Sanggar Bhineka Sukoharjo, adapun dalam penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik pusposive sampling. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik, serta dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil menunjukkan bahwa penerapan storytelling dalam bimbingan klasikal sebagai upaya pencegahan perilaku bullying di Sanggar Bhineka Sukoharjo diawali dengan pendahuluan yang terdiri dari salam pembuka serta menyapa audiens, tidak lupa pada tahap ini bisa meningkatkan rasa antusias untuk audiens mengikuti materi dengan menanyikan lagu anak-anak atau sedikit perbincangan. Tahap inti adalah tahap untuk pemberian materi yang mana dalam hal ini akan dilakukan dengan cara bercerita tentang kancil yang menyesal karena sudah melakukan bullying kepada monyet. Selanjutnya tahap penutup, untuk mengulas materi di tahap sebelumnya dengan bernyanyi dan dilanjut dengan salam penutup. Storytelling dapat meningkatkan pemahaman anak-anak mengenai perilaku bullying dan membantu mereka mengatasi situasi sulit. Penerapan storytelling dalam bimbingan klasikal dapat menjadi upaya pencegahan bullying di lingkungan Sanggar Bhineka Sukoharjo.