Image of REGULASI EMOSI PADA ORANG TUA SINGLE PARENT YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB BC YPSS NGEMPLAK BOYOLALI

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

REGULASI EMOSI PADA ORANG TUA SINGLE PARENT YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB BC YPSS NGEMPLAK BOYOLALI



Mar’atus Sholikah (181221188), “REGULASI EMOSI ORANG TUA SINGLE PARENT YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB BC YPSS NGEMPLAK BOYOLALI”. Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Dakwah dan Komunikasi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta Tahun 2024.
Orang tua yang mengetahui kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus akan merasakan berbagai reaksi emosional terhadap dirinya terlebih kepada sosok orang tua single parent. Berbagai perasaan negatif, emosi-emosi yang sering muncul dapat mempengaruhi pikiran seseorang. Perlunya pengelolaan emosi agar respon emosi yang dikeluarkan tidak berlebihan. Kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya disebut dengan regulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran regulasi emosi orang tua single parent yang memiliki anak berkebutuhan khusus di SLB BC YPSS Ngemplak Boyolali.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan fenomenologi. Adapun subjek penelitian ini yaitu 3 orang tua single parent yang memiliki anak berkebutuhan khusus yang dipilih secara purposive sampling. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode keabsahan data adalah triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan analisis berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga subjek berupaya semaksimal mungkin untuk meregulasi emosinya dengan cara melalui tiga proses regulasi emosi. Yang pertama yaitu memonitori emosi dapat dilihat dari respon ketiga orang tua single parent ketika mengetahui anaknya berkebutuhan khusus, merasa kaget, sedih, malu dan iri dengan orang-orang yang anaknya terlahir normal dan merasa stress dengan kondisi sang anak. Yang kedua, ketiga subjek melampiaskan emosi negatifnya dengan membentak anak, mengeluarkan kata-kata kasar, mencubit anak, berteriak, menangis, memukul tembok. Dengan seiring berjalannya waktu ketiga subjek mampu mengolah emosi negatifnya dengan memilih diam terlebih dahulu ketika emosi sedang memuncak, menarik nafas, beristighfar, berkeluh kesah kepada Allah, mencari hiburan keluar rumah. Yang ketiga yaitu memodifikasi emosi, subjek menyadari faktor usia mempengaruhi emosi, menerima kondisi sang anak yang berkebutuhan khusus, pasrah dengan ujian yang diberikan oleh Allah, merasa legowo dan ikhlas, bersyukur bisa merawat sang anak hingga saat ini dan percaya suatu saat nanti Allah akan memberikan kelebihan untuk sang anak yang berkebutuhan khusus.



Kata Kunci: Regulasi Emosi, Orang Tua Single parent , Anak Berkebutuhan Khusus.


Ketersediaan

SK202530011.12X7.15 SHO rPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2x7.15)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X7.15 SHO r
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Sukoharjo.,
Deskripsi Fisik
93 hal, 30 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X7.15
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this