Detail Cantuman
Advanced Search
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
MAKNA SIMBOLIK DALAM TRADISI KENDUREN NYADRAN DI DUKUH BULUREJO DESA SABRANGLOR KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN
Muhammad Luqmanul Hakim, 2011211016, Makna Simbolik Dalam Tradisi Kenduren Nyadran di Dukuh Bulurejo Desa Sabranglor Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Surakarta, 2024.
Tradisi kenduren nyadran merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa pada saat menjelang datangnya bulan ramadhan. Dalam setiap tradisi terdapat petuah luhur, penyampaian informasi, melalui simbol yang ada dalam tradisi tersebut. Sebagaimana fungsinya tradisi tersebut menjadi wadah bagi simbol-simbol tersebut, dan tanpa pemaknaan dari simbol tersebut maka tradisi akan kehilangan fungsinya dan kehilangan urgensinya untuk tetap terus dilestarikan. Oleh karenanya rumusan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut (1) Apa makna simbol simbol yang terdapat dalam tradisi kenduren nyadran dalam tinjauan teori simbol Ernst Cassirer?. (2) Apa dampak dari tradisi tersebut bagi sikap keberagamaan pelakunya?
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan model pendekatan kualitatif. Data didapatkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya data dianalisa menggunakan metode deskriptif verstehen dan interpretatif. Tujuannya ialah (1) Untuk memahami makna simbolik dalam tradisi kenduren nyadran dalam tinjauan teori simbol Ernst Cassirer (2) Memamparkan dan menganalisa dampak adanya tradisi ini bagi sikap keberagamaan pelakunya.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Simbol-simbol dalam tradisi kenduren menurut teori simbol Ernst Cassirer dapat diklasifikasikan dalam 4 (empat) bagian yakni meliputi (a) Simbol bahasa: Definisi nyadran, ruwah, kondangan, dan apem. (b) Simbol seni: apem, golong, bubur merah, bubur putih. (c) Simbol mitos : Ambengan dipercaya sebagai alat pendorong doa; dipercaya dapat mendatangkan berkah; arwah ikut menikmati makanan; arwah sebagai perantara rezeki; sarana untuk menyucikan jiwa; (d)Simbol Agama : diwakili oleh doa yang dipanjatkan. (2) Dampak dari tradisi ini terhadap sikap keberagamaan para pelakunya yakni : (a) Dari unsur kepercayaan dan ibadah, kepercayaan akan penyucian jiwa yang dilakukan dengan tradisi ini membuat ibadah romadhon lebih semangat; selain itu tausyiah yang ada dapat menambah ilmu dan memunculkan semangat yang lebih untuk beribadah. (b) Dari unsur sikap moral dan sosial, kedekatan yang terjalin antara Tuhan dengan pelaku tradisi ini memperkuat benteng moral pelakunya dan sedekah yang dilakukan dengan kondangan menimbulkan kepedulian sosial hingga para pelakunya ikhlas bersedekah dalam kehidupan kesehariannya.
Kata kunci : kenduren, nyadran, ruwah, Ernst Cassirer
Ketersediaan
SK202510008.1 | 2X3 HAK m | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2X3) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2X3
|
Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Sukoharjo., 2025 |
Deskripsi Fisik |
131 hal, 30 cm
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
Text
|
Tipe Media |
Text
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Visual
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Muhammad Luqmanul Hakim
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain