Detail Cantuman
Advanced Search
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
TRADISI TAHLILAN DI DUSUN TEGALARUM KECAMATAN KARANGANOM KABUPATEN KLATEN PERSPEKTIF TEORI SOSIAL KEAGAMAAN EMILE DURKHEIM
Nur Azizah, NIM: 191121035. Tradisi Tahlilan di Dusun Tegalarum Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten Perspektif Teori Sosial Keagamaan Emile Durkheim. Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam. Jurusan Ushuluddin dan Humaniora. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. UIN Raden Mas Said Surakarta. 2024
Budaya tahlilan merupakan salah satu budaya masyarakat di Jawa yang sampai sekarang masih terpelihara. Hal ini terkait pada kepercayaan yang bersifat teologis akan manfaat tahlilan, juga pada persoalan tradisi sosio-kultural yang menyertainya. Tradisi tahlilan merupakan salah satu bentuk dari sikap sosial keagamaan, yang sering dikaitkan dengan acara selametan atapun ta'ziyah yang memiliki faedah-faedah bila dilaksanakan. Teori sosial keagamaan dalam tradisi tahlilan akan ditinjau menggunakan perspektif Emile Durkheim. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan masyarakat dusun Tegalarum memaknai tradisi tahlilan? (2) Apa teori sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi tahlilan di Dusun Tegalarum ditinjau dari perspektif Emile Durkheim?. Adapun penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan pandangan masyarakat dusun Tegalarum dalam memaknai tradisi tahlilan. (2) Menjelaskan teori sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi tahlilan di Dusun Tegalarum ditinjau dari perspektif Emile Durkheim.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode deskripsi, metode interpretasi, metode verstehen.
Hasil penelitian ini adalah menunjukan bahwa (1) Tradisi tahlilan di Tegalarum bukan hanya dilakukan dalam rangka memperingati meninggalnya seseorang, namun sudah menjadi sebuah rutinitas yang dilakukan oleh masyarakat Tegalarum. Didalam tradisi tahlilan masyarakat juga bisa merasakan kebersamaan dengan warga lain dan bisa menambah kerukunan antar warga Disisi lain ada juga tujuan tertentu yang ada dalam tradisi tahlilan, yaitu sebagai sarana untuk melestarikan tradisi, sarana mendekatkan diri kepada Alah swt dan mendoakan orang yang sudah meninggal. (2) Tingkat partisipasi masyarakat dalam menghadiri tradisi tahlilan mengesampingkan keperluan pribadi mereka menunjukkan eksistensi solidaritas mekanik maupun organik dalam tradisi tersebut. Tahlilan sebagai bagian penting dari kohesi sosial dan integrasi masyarakat, serta sebagai wujud konkret dari nilai- nilai keagamaan yang memperkuat solidaritas di antara anggota masyarakat yaitu dilihat dari solidaritas sosial dalam ritual, peran agama dalam menguatkan solidaritas dan norma-norma sosial dan kontrol sosial.
Kata Kunci : Teori Sosial Keagamaan, Tradisi, Tahlilan, Masyarakat
Nur Azizah, NIM: 191121035. Tradisi Tahlilan di Dusun Tegalarum Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten Perspektif Teori Sosial Keagamaan Emile Durkheim. Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam. Jurusan Ushuluddin dan Humaniora. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. UIN Raden Mas Said Surakarta. 2024
Budaya tahlilan merupakan salah satu budaya masyarakat di Jawa yang sampai sekarang masih terpelihara. Hal ini terkait pada kepercayaan yang bersifat teologis akan manfaat tahlilan, juga pada persoalan tradisi sosio-kultural yang menyertainya. Tradisi tahlilan merupakan salah satu bentuk dari sikap sosial keagamaan, yang sering dikaitkan dengan acara selametan atapun ta'ziyah yang memiliki faedah-faedah bila dilaksanakan. Teori sosial keagamaan dalam tradisi tahlilan akan ditinjau menggunakan perspektif Emile Durkheim. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan masyarakat dusun Tegalarum memaknai tradisi tahlilan? (2) Apa teori sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi tahlilan di Dusun Tegalarum ditinjau dari perspektif Emile Durkheim?. Adapun penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan pandangan masyarakat dusun Tegalarum dalam memaknai tradisi tahlilan. (2) Menjelaskan teori sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi tahlilan di Dusun Tegalarum ditinjau dari perspektif Emile Durkheim.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode deskripsi, metode interpretasi, metode verstehen.
Hasil penelitian ini adalah menunjukan bahwa (1) Tradisi tahlilan di Tegalarum bukan hanya dilakukan dalam rangka memperingati meninggalnya seseorang, namun sudah menjadi sebuah rutinitas yang dilakukan oleh masyarakat Tegalarum. Didalam tradisi tahlilan masyarakat juga bisa merasakan kebersamaan dengan warga lain dan bisa menambah kerukunan antar warga Disisi lain ada juga tujuan tertentu yang ada dalam tradisi tahlilan, yaitu sebagai sarana untuk melestarikan tradisi, sarana mendekatkan diri kepada Alah swt dan mendoakan orang yang sudah meninggal. (2) Tingkat partisipasi masyarakat dalam menghadiri tradisi tahlilan mengesampingkan keperluan pribadi mereka menunjukkan eksistensi solidaritas mekanik maupun organik dalam tradisi tersebut. Tahlilan sebagai bagian penting dari kohesi sosial dan integrasi masyarakat, serta sebagai wujud konkret dari nilai- nilai keagamaan yang memperkuat solidaritas di antara anggota masyarakat yaitu dilihat dari solidaritas sosial dalam ritual, peran agama dalam menguatkan solidaritas dan norma-norma sosial dan kontrol sosial.
Kata Kunci : Teori Sosial Keagamaan, Tradisi, Tahlilan, Masyarakat
Ketersediaan
SK202510006.1 | 2x3 AZI t | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2X3) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2x3 AZI t
|
Penerbit | Fakulas Dawah dan Uhuluddin : Surakarta., 2025 |
Deskripsi Fisik |
81 hlm, 30 cm
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2x3
|
Tipe Isi |
Text
|
Tipe Media |
Text
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Visual
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
NUR AZIZAH
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain