Keberhasilan dalam mengembangkan penghayatan hidup yang bermakna dilakukan dengan menyadari dan mengaktualisasikan potensi-potensi kualitas insani melalui berbagai kegiatan yang terarah pada pemenuhan makna hidup. Bentuk aktualisasi dari berbagai potensi kualitas insani yang langsung berkaitan dengan masalah penemuan makna hidup merupakan wujud penerimaan diri. Karena dengan memiliki penerimaan diri akan dapat mengembangkan diri ke arah gambaran yang sesuai seperti nilai-nilai yang dianggap penting dan bermakna untuk dipenuhi, sebab setiap individu memiliki tanggung jawab mengembangkan dirinya dan menemukan makna hidup. Makna hidup yang didapatkan setiap orang berbeda-beda sesuai dengan rasa syukur dan keikhlasan diri individu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara kebersyukuran dan penerimaan diri terhadap makna hidup pada orang dengan disabilitas fisik.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan skala penelitian likert dengan 5 alternatif jawaban. Variabel penelitian berupa variabel dependent (makna hidup) dan variabel independent (kebersyukuran dan penerimaan diri). Kategori sampel penelitian adalah orang dengan disabilitas fisik yang berada di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Bhakti 1 DKI Jakarta dengan usia 21-61 tahun. Sampel penelitian sebanyak 55 orang dengan disabilitas fisik yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling dengan model pendekatan total sampling.
Hasil analisis data menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,50 setara dengan 50,5% dan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p 0.05). Sedangkan nilai korelasi antara penerimaan diri dengan makna hidup berkorelasi secara positif dengan nilai koefisien 5,705 dan nilai signifikansi 0,000 (p 0,05).

Kata kunci: Kebersyukuran, Penerimaan Diri, Makna Hidup