Detail Cantuman
Advanced Search
ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR
Perintah Pelestarian Lingkungan Dalam Al-Qur’an (Kajian Kaidah Amr’ wa Nahy)
Khusnul Sa’adah, 171111008, Perintah Pelestarian Lingkungan Dalam Al-Qur’an (Kajian Kaidah Amr’ wa Nahy). Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tasir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Universitas Negeri Islam Raden Mas Said Surakarta, 2024.
Ketergantungan manusia terhadap lingkungan cukup besar, seolah-olah tidak dapat dipisahkan antara manusia dengan lingkungan tersebut. Dimana ada manusia disitu lingkungan mengitarinya, mulai dari tanah yang diinjak, udara untuk bernafas, air yang diminum, tumbuhan dan pohon untuk bahan pangan. Akan tetapi, manusia seringkali lupa dengan tugasnya sebagai khalifah. Mereka merusak lingkungan tanpa memikirkan kerugian yang telah diperbuatnya. Terkait masalah tersebut, Al-Qur’an sudah memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan lingkungan hidup sekitar. Banyak ayat yang membahas mengenai pelestarian lingkungan, diantaranya ayat yang penulis teliti QS. Ar-Rum (30): 41, Qs. Al-A’raf (7): 56, Qs. Al-Baqarah (2): 205 dan penulis juga membahas makna amr’ wa nahy dari ayat-ayat tersebut.Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui makna amr’ wa nahy dalam ayat-ayat yang peneliti kaji dan Implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bersifat kepustakaan. Penelitian ini menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kitab suci Al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir dari kalangan mufassir pra-modern dan modern. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui gambaran umum terkait QS. Ar-Rum (30): 41, Qs. Al-A’raf (7): 56, Qs. Al-Baqarah (2): 205 tersebut. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab-kitab yang menunjang proses penafsiran, jurnal serta buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian ini yaitu bahwa QS. Ar-Rum (30): 41, Qs. Al-A’raf (7): 56, Qs. Al-Baqarah (2): 205 tersebut menunjukkan kerelevansiannya terhadap tema perintah pelestarian lingkungan dan larangan merusaknya. Kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan oleh rusaknya manusia, diantaranya emahnya kemauan untuk beramal shaleh, tubuh dijadikan sebagai pengaman hawa nafsu, mendahulukan keridhaan makhluk diatas keridhaan Allah, menuruti hawa nafsu dirinya, menjadikan kekeliruan sebagai dalil perlindungan diri dan pada sisi yang lain mengubur sebagian besar perilakunya dan meninggalkan sunnah. Adapun solusi darikerusakan tersebut diantaranya, bertaubat (meminta ampun) dengan bersungguh-sungguh dan tida mengulanginya lagi, tafakur (merenung) dan muhasabah (intropeksi diri), Tadabbur, Shalat dan Dzikir (mengingat Allah), sabar dan syukur.
Ketersediaan
SK20242057.1 | 2X1 KHU p | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2X1 KHU p
|
Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2024 |
Deskripsi Fisik |
100 hlm, 29 cm
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2X1
|
Tipe Isi |
Text
|
Tipe Media |
Text
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Visual
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain