umaisha Sholikahatun Nisa’. NIM: 201111076, Analisis Model Penyajian Baru Tafsir Al-Qur’an di Media Sosial pada Akun-Akun Instagram. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. 2024.

Media penyajian tafsir al-Qur’an berkembang seiring kemajuan zaman dan teknologi. Di era digital ini dengan maraknya penggunaan media sosial Instagram oleh masyarakat, tafsir al-Qur’an banyak ditemukan sebagai unggahan konten Instagram. Bermunculan akun-akun Instagram memproduksi tafsir al-Qur’an menjadi indikasi terdapat keberagaman model penyajian tafsir pada masing-masing akun. Adapun penelitian ini berfokus pada tiga akun yaitu @ismailascholy, @quranreview, dan @thequran_path. Tujuan penelitian ini guna menganalisis model penyajian tafsir Instagram dalam akun @ismailascholy, @quranreview, dan @thequran_path, serta menganalisis hermeneutika digital terhadap munculnya tafsir Instagram. Penelitian ini fokus pada konten unggahan penafsiran al-Qur’an ketiga akun Instagram di bulan Mei-Oktober 2023.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan penyajian metode deskriptif-analitis. Sumber data primer penelitian ini berupa unggahan tafsir pada akun @ismailascholy, @quranreview, dan @thequran_path. Data sekunder berupa buku, jurnal, skripsi, tesis dan tulisan lain yang relevan dengan topik pembahasan. Penulis menggunakan teori hermeneutika digital Rafael Capurro sebagai pisau analisis penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyajian model baru tafsir al-Qur’an di media sosial Instagram tidak terdapat pedoman atau standar tertentu yang harus diikuti. Model penyajian tafsirnya disesuaikan preferensi pembuat konten unggahan tafsir di akun tersebut, meski hasil penafsirannya terbilang masih terbatas dengan pemilihan fitur Instagram dan aturan-aturan fitur yang ada. Hasil penafsiran yang disajikan juga dipengaruhi oleh latar belakang pembuat unggahan. Adapun analisis terkait hermeneutika terhadap munculnya tafsir Instagram memberikan kebebasan bagi penafsir sebagai bentuk interpretasi diri secara fisik dan hak otonom mereka untuk memilih menunjukkan atau tidak siapa mereka dibalik akun-akun penafsiran. Kemudian cara mencari dan memahami serta menafsirkan al-Qur’an terbatas oleh aturan-aturan fitur Instagram. Sehingga munculnya tafsir Instagram memberikan dampak kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam perkembangan keilmuan tafsir.