Image of Kebermaknaan Hidup Santri Yatim/Piatu Penghafal Al-Qur’an

PSIKOLOGI ISLAM

Kebermaknaan Hidup Santri Yatim/Piatu Penghafal Al-Qur’an



Nayla Afna Sa’adah Nasution. 201141084, Kebermaknaan Hidup Santri Yatim/Piatu Penghafal Al-Qur’an. Program Studi Psikologi Islam.Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. 2024
Santri penghafal Al-Qur’an berlatar belakang yatim/piatu menjalani kehidupan dengan berbagai kesulitan, tidak ada penghindaran bahwa kematian salah satu atau kedua orang tua memberikan dampak tertentu. Menjalani peran sebagai santri sekaligus bertanggung jawab menghafalkan Al-Qur’an dapat pula memunculkan tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebermaknaan hidup santri yatim/piatu penghafal Al-Qur’an beserta proses pencapaiannya. Makna hidup merupakan nilai berharga bagi seseorang yang dapat mengarahkan pada tujuan hidup yang jelas.
Data penelitian adalah data kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan utama dalam penelitian berjumlah empat berdasarkan kriteria yaitu 1) Santri Penghafal Al-Qur’an, 2) memiliki latar belakang yatim/piatu, 3) memiliki rentang usia 17-18 tahun. Sumber data berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dikembangkan oleh Miles dan Huberman dan diolah menggunakan perangkat lunak Atlas.ti. Kredibilitas penelitian menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan proses kebermaknaan hidup santri yatim/piatu penghafal Al-Qur’an melalui lima tahap, yaitu 1) Tahap derita. 2) Tahap penerimaan diri. 3) Tahap penemuan makna. 4) Tahap realisasi makna. 5) Tahap kehidupan yang bermakna. Perjalanan menemukan kebermaknaan hidup menjadi fokus dalam penelitian ini khususnya bagaimana perasaan batin santri yang awalnya meaning less bertransformasi menjadi meaning full. NK merasakan perubahan saat akhirnya memahami posisi dirinya sebagai santri penghafal Al-Qur’an. WN bersyukur kepada Allah SWT karena telah menempatkan dirinya di pondok pesantren dan menghafal Al-Quran. HK beranggapan bahwa kehidupan di pondok memberinya pelajaran, bagi HK Al-Qur’an benar-benar dapat merubah dirinya. SM beranggapan bahwa mondok dan menghafal merupakan kesempatan untuk dirinya. Pada akhirnya, kebermaknaan hidup santri dalam penelitian ini dilihat dalam perspektif aspek presence of meaning dan aspek search of meaning. Keempat informan yakni NK, WN, HK, dan SM sudah mecapai kebermaknaan hidupnya. Hal ini ditandai dengan kemampuan mereka menjelaskan tujuan hidupnya. Keempat informan mengalami perubahan kondisi ketika sudah memahami peran Al-Qur’an dalam menjalani kehidupan dan merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Saat ini keempat informan merasa lebih senang, semangat, dan nyaman.


Ketersediaan

SK20247079.12X1.150 NAY kPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X1.150 NAY k
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta.,
Deskripsi Fisik
100 hlm, 29 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X1.150
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this