Ayuni Indah Puspitasari. 201111083. Manuskrip Mushaf Al-Qur’an Salinan Kiai Muhammad Yusuf Koleksi Masjid Agung Surakarta Kode Maa. 034 (Kajian Rasm dan Ḍabṭ). Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. UIN Raden Mas Said Surakarta. 2024.

Penelitian ini membahas tentang manuskrip Mushaf Al-Qur’an salinan Kiai Muhammad Yusuf kode MAA. 034 koleksi Masjid Agung Surakarta dengan fokus kajian pada aspek kodikologi, rasm dan ḍabṭ. Tujuannya untuk mengetahui dan mendeskripsikan aspek kodikologi manuskrip mushaf Al-Qur’an Kiai Muhammad Yusuf. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas tentang analisis penggunaan rasm dan ḍabṭ dalam manuskrip tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan jenis penelitian pustaka (library research). Sumber data primer penelitian ini adalah Manuskrip Mushaf Al-Qur’an Kiai Muhammad Yusuf kode MAA. 034 koleksi Masjid Agung Surakarta. Adapun sumber data sekundernya adalah literatur-literatur tentang manuskrip mushaf Al-Qur’an, kodikologi, rasm dan ḍabṭ. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif-analitis. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode filologi berupa metode naskah tunggal edisi diplomatik.
Secara kodikologis, manuskrip ini berukuran 33 x 20,5 cm, bidang tulisannya berukuran 22 x 14,5 cm yang selesai ditulis tahun 1308 H/1890 M. Mayoritas ditulis menggunakan tinta hitam dengan khaṭ naskhi yang cukup besar berukuran 2 cm, dibumbui dengan tinta merah pada tanda waqaf dan ḍabṭ serta beberapa scholia. Manuskrip ini menggunakan alas kertas Eropa yang cukup tebal tanpa watermark dan countermark, hanya memiliki garis vertikal tebal tanpa shadow yang menjadi penguat bahwasannya manuskrip ini ditulis abad 19. Biasanya pada manuskrip lain memiliki iluminasi, namun tidak pada manuskrip ini. Beberapa simbol dipakai di dalamnya, seperti simbol identitas surat, permulaan juz, tanda mim, rukū’ dan waqaf. Manuskrip ini memakai kombinasi penggunaan rasm, yakni rasm uṡmāni dan imlā’i, namun lebih cenderung memakai rasm uṡmāni. Selain itu, terkadang terdapat inkonsistensi penggunaan rasm, di suatu ayat menggunakan rasm uṡmāni, dan di ayat lain memakai rasm imlā’i. Adapun ḍabṭ yang digunakan dalam manuskrip ini mayoritas mengikuti pendapat dari Ulama Masyriq. Namun pada sebagian tanda sukun, kiranya tanda tersebut adalah inistiatif sendiri karena tidak mengacu Ulama Masyriq ataupun Maghrib.