Fitri Nur Azizah. NIM: 201111014. Pembacaan Surah Al-Ikhlāṣ Dalam Tradisi Pernikahan Mubeng Pasar Luas (Studi Living Qur’ān Di Desa Ngraji Purwodadi). Program Studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. 2024.

Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya tradisi masyarakat yang dianggap sebagai fenomena sosial keagamaan. Salah satu fenomena tersebut adalah tradisi mubeng pasar dalam pernikahan masyarakat Desa Ngraji . Dalam tradisi tersebut ditemukan adanya pembacaan surah Al-Ikhlāṣ sebanyak tiga kali. Pembacaan surah Al-Ikhlāṣ ini dilakukan ketika pasangan pengantin pria dan wanita akan mengelilingi pasar luas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana praktik Pembacaan Surah Al-Ikhlāṣ dalam Tradisi Mubeng Pasar Luas dan menganalisis pemaknaan masyarakat Desa Ngraji terhadap Surah Al-Ikhlāṣ Dalam Tradisi Pernikahan Mubeng Pasar Luas.
Kajian ini termasuk kajian living Qur’ān. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan konsep Ahmad Rofiq mengenai resepsi Al-Qur’ān yang terdiri dari 3 macam yaitu resepsi eksegesis, resepsi estetik dan resepsi fungsional. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode dari Moelong.
Hasil dalam penelitian ini yaitu Mubeng pasar luas ini dimulai dengan penataan tempat bagi pengantin dan rombongan pengantin. Setelah semua sesuaai dengan posisi masing-masing dilanjutkan pembacaan surah Al-Ikhlāṣ sebanyak 3 kali yang dipimpin oleh pemangku adat. Kemudian selesai membaca surah Al-Ikhlāṣ pengantin pria dan pengantin wanita beserta rombongannya diperbolehkan memasuki dan mengelilingi pasar luas sebanyak 3 kali. Pembacaan surah Al-Ikhlāṣ dalam Tradisi Pernikahan Mubeng Pasar Luas ini dimaknai masyarakat Desa Ngraji sebagai model pengikhlasan keperjakaan pengantin pria dan keperawanan pengantin wanita. Yang mana kata ikhlas dalam surah Al-Ikhlāṣ ini dimaknai sebagai menyerahkan segala hal dengan tulus. Namun konteks dalam hal ini mengenai kedua orang tua pengantin, baik dari pengantin pria dan pengantin wanita harus mengikhlaskan keperjakaan dan keperawanan putra putrinya. Pemaknaan surah Al-Ikhlāṣ juga dimaknai sebagai ikhlas karena sudah jodohnya. Selain itu juga sebelum memasuki pasar luas diwajibkan untuk berdo’a. Do’a dan surah Al-Ikhlāṣ ini memiliki fungsi sebagai alat untuk melancarkan acara pernikahan, serta untuk meminta perlindungan Allah SWT.