Detail Cantuman
Advanced Search
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
Makna Simbolik Dalam Tradisi Malam Jumat Legi Bulan Sura Di Sendang Coyo Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Mutho Haroh,171121032, Makna Simbolik Dalam Tradisi Malam Jumat Legi Bulan Sura Di Sendang Coyo Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam. Jurusan
ushuluddin dan Humaniora. Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Raden Mas Said Surakarta. Tahun 2024.
Makna simbol dalam tradisi malam Jumat Legi adalah budaya peninggalan dari nenek moyang terdahulu sangat penting untuk dikaji dalam ranah keilmuan untuk mengetahui makna atau unsur-unsur religius yang terdapat didalamnya. Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui pandangan masyarakat Mlowokarangtalun tentang tradisi malam Jumat Legi bulan Sura di Sendang Coyo Mlowokarangtalun. 2) untuk memahami simbol dan makna yang terdapat pada tradisi malam Jumat Legi bulan Sura di Sendang Coyo Mlowokarangtalun. (1) Bagaimana pandangan masyarakat desa Mlowokarangtalun tentang Tradisi Malam Jumat Legi di Sendang Coyo? (2) makna-makna apa yang terdapat dalam tradisi Malam Jumat Legi Bulan suro di Sendang Coyo Mlowokarangtalun?
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Data diperoleh dari sumber primer melalui observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi sebagai pendukung untuk analisis data menggunakan beberapa metode diantaranya: metode diskripsi, heuristik, kesinambungan historis, dan interpretasi.
Hasil penelitian ini adalah 1) Menurut masyarakat Mlowokaarangtalun
tradisi malam Jumat Legi merupakan tradisi yang sudah menahun dimasyarakat
musim Mlowokarangtalun. Tradisi ini diyakini sebagai malam yang penuh berkah.
Misalkan berkah dalam rezeki, berkah kesehatan. Saat memasuki malam Jumat
Legi, masyarakat menggunakan waktu untuk ziarah kubur pada keluarga yang
sudah meninggal. Adapun acara malam Jumat Legi ini merupakan suatu tradisi
yang memiliki peran tersendiri yang disesuaikan dengan kegunaannya. Tradisi ini juga merupakan alat komunikasi bagi sesama warga dan juga untuk melestarikan
kebudayaan yang sudah ada sejak masa leluhur. 2) Makna yang terdapat dalam
tradisi malam Jumat Legi memiliki makna simbolik pada setiap sesaji ataupun
peralatan yang digunakan. Sesaji yang digunakan dalam acara meliputi. a) Cengkir
Gading merupakan simbol dari kaum muda yang masih memiliki kejujuran dan
polos karena belum terimbas dari rasa pamrih dan masih memiliki rasa semangat
yang tinggi. b) Pisang Raja menyimbolkan keberhasilan, maksudnya kita hidup
agar mempunyai tujuan dan cita-cita. c) Beras Kuning yang menyimbolkan
keberkahan dan kemakmuran bagi hewan-hewan yang ada di sendang. d) Kembang
yang terdiri dari melati, mawar merah, kembang kantil, melambangkan cinta kasih yang selalu berkembang dan harum mewangi.
Ketersediaan
SK20241013.1 | 2X3 MUT m | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2X3 MUT m
|
Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2024 |
Deskripsi Fisik |
100 hlm, 29 cm
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2X3
|
Tipe Isi |
Text
|
Tipe Media |
Text
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Visual
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain