Detail Cantuman
Advanced Search
ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR
ḤADIS-ḤADIS TENTANG LARANGAN ISRAF DAN MAKHILAH (STUDI MA`ÂNI AL-ḤADIS)
ABSTRAK
Mamluatul Choiriyah. Penelitian ini adalah penelitian tentang makna isrāf dan makhīlah yang terdapat dalam ḥadīs, Aḥmad bin Ḥanbal, Ibn Mājah dan an-Nasai’. Melihat dari realita di zaman sekarang kebanyakan orang bersikap isrāf dan makhīlah maka penulis tertarik untuk mengkaji makna kata tersebut dan relevansi antara ḥadīs dengan apa yang terjadi pada saat ini.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana memahami ḥadīs-ḥadīstentang isrāf dan makhīlah. 2) Bagaimana relevansi ḥadīs-ḥadīstentang larangan isrāf dan makhīlah pada zaman sekarang?Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian penulis melakukan kajian MA`ÂNῙ AL-ḤADῙS, tujuannya adalah untuk mengetahui historis suatu ḥadīs. Dan dalam konteks apa ḥadīs tersebut disabdakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan bahasa, dan pendekatan historis serta kajian konfirmasi makna dengan petunjuk al-Qur`an agar matnḥadīs tidak bertentangan dengan al-Qur`an.
Dari hasil penelitian yang penulis teliti,Ḥadīs-ḥadīs tentang larangan isrāf dan makhīlahmemberikan dorongan kepada manusia untuk menggunakan barang-barang dengan baik dan bermanfaat, serta melarang adanya pemborosan dan pengeluaran terhadap hal-hal yang tidak penting.Sesuatu yang berlebihan itu adalah tanda orang yang mubadżīr(boros) yang mendekatkan kita kepada perbuatan setan. Sesuatu yang dilakukan dengan berlebihan, akan memberikan sebuah dampak yang buruk kepada diri kita nantinya. Sehingga ḥadīs-ḥadīstentang isrāfdan makhīlahini mengingatkan kepada kita untuk diperbolehkannya makan, minum, bersedekah dan berpakaian akan tetapi dengan mengontrolatau memberi batasan agar tidak memberikan dampak buruk. Sedangkan makhīlah yang ada dalam diri seseorang, datang karena sifat takabur yang timbul akibat adanya keutamaan yang dilihat dari dirinya. Sehingga ia merasa lebih dari orang lain, dan mendorongnya menjadi sombong.Keterkaitan ḥadīs-ḥadīstentang isrāf dan makhīlah dengan konteks kekinian tidak jauh berbeda dengan pada masa Nabi. pada zaman Nabiisrāf meliputi: makan dan minum dengan wadah emas dan perak, makan dan minum. Sedangkan dizaman sekarang berlebih-lebihan meliputi: berbelanja, bekerja, ibadah, pesta, berpakaian, makan dan minum, menghormati status sosial.Sedangkan makhīlah pada zaman Nabi dan zaman sekarang tidak ada perbedaan diantara keduanya, yang meliputi: ujub, dengki dan pamer. Isrāf dan makhīlah termasuk perbuatan tercela yang dibenci Allah dan pelakunya oleh Allah dianggap sebagai saudaranya setan.
Ketersediaan
SK201720013.1 | 2X1 CHO h c.1 | PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH (2X1 CHO h c.1) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2X1 CHO h
|
Penerbit | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta., 2017 |
Deskripsi Fisik |
80 hal. 29 cm
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
2X1
|
Tipe Isi |
Text
|
Tipe Media |
Text
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Visual
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain