Nafa Asifatun Hasanah, 181111069, Air Tanah Perspektif Para Ahli Tafsir Kontemporer Program Studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Tahun 2023.
Air tanah di dalam Al-Qur’an tidak memiliki kata dasar yang secara spesifik langsung diartikan sebagai air tanah. Namun hanya menggunakan kata “air” saja, sedangkan air memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda seperti air danau, air sungai, air hujan hingga air tanah. Selain adanya penggunaan kalimat yang berbeda dalam menjelaskan mengenai air tanah, faktor dipilihnya tema air tanah dalam penelitian ini disebabkan karena munculnya berbagai permasalahan (bencana) di sekitar yang berhubungan dengan air, mulai dari kekeringan, banjir, hingga tercemarnya sumber air. Serta adanya kekhawatiran para ilmuan tentang bencana-bencana yang akan datang di masa depan akibat tidak terkelolanya alam dengaan baik. Penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai ayat-ayat yang dikatakan sebagai air tanah, hal ini tentunya penulis akan menganalisisnya dengan menggunakan penafsiran-penafsiran di berbagai kitab tafsir kontemporer serta menganalisis bagaimana upaya pelestarian air tanah di dalam Al-Qur’an yang akan dikorelasikan dengan ilmu-ilmu sains. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penafsiran para mufassir kontemporer tentang air tanah, serta bagaimanakah manfaat dan upaya pelestarian air tanah yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research) dengan sumber data primer kitab tafsir Al-Munir, Al-Azhar dan Kementrian Agama RI. Adapun sumber data sekundernya berasal dari buku dan jurnal ilmiah yang mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Selanjutnya data dianalisa dengan teori integrasi-interkoneksi karya Amin Abdullah
Hasil penelitian yang penulis temukan setelah meneliti ayat-ayat air tanah adalah, pertama kalimat yang digunakan dalam menjelaskan air tanah di dalam ayat-ayat tersebut menggunakan kalimat yang didalamnya menjelaskan tentang proses mengalirnya air di bumi (siklus hidrologi), manfaat serta bencana yang ditimbulkan. Perbedaan kalimat dalam menjelaskan mengenai air tanah di dalam ayat-ayat tersebut ternyata menjelaskan air tanah yang berbeda-beda, yaitu dalam QS. Al-Mu’minun: 18 dan Az-Zumar: 21 menjelaskan proses awal masuknya air ke dalam tanah. QS. Al-Qamar: 12 dan Al-Baqarah: 74 menjelaskan mengenai air tanah yang memancar keluar (mata air). QS Ar-Ra’d: 3 dan An-Naml: 61 berisi air tanah yang memancar keluar akan membentuk sungai baik yang mengalir kecil ataupun deras. Sedangkan pada QS Al-Hijr: 22, Al-Mursalat: 27, Qaf: 9-11, An-Naml: 60 dan Al-Hajj: 63 berisi penjelasan manfaat air tanah bagi makhluk hidup, yaitu sebagai air minum. Kedua, cara melestarikan lingkungan yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an adalah dengan fokus pada manusia, yaiu dengan memperbaiki sifat dan perilaku (etika) sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-An’am ayat 38. yaitu sadar bahwa Allah menciptakan manusia sebagai pemakmur bumi, dengan keadaan bumi yang aman, tentram dan nyaman maka kegiatan ibadah akan berjalan dengan baik. Sebagaimana manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini hanyalah untuk beribadah. Dengan dimilikinya kesadaran serta kasih sayang terhadap manusia dan alam maka akan muncul rasa tanggung jawab yang dengan hal tersebut akan dihasilkannya berbagai macam cara yang dilakukan untuk melakukan aksi nyata dalam melestarikan lingkungan.
Kata Kunci: Air Tanah, Tafsir Kontemporer, Sains