Image of Pembacaan Surah Al-Ikhlas 1000 Kali pada Tradisi Arofah Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat (Studi Living Qur'an)

ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR

Pembacaan Surah Al-Ikhlas 1000 Kali pada Tradisi Arofah Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat (Studi Living Qur'an)



MELATI ALFIANI, PEMBACAAN SURAH AL-IKHLAS 1000 KALI PADA TRADISI AROFAHAN DI PONDOK PESANTRN MIFTAHUL HUDA AL AZHAR CITANGKOLO, KOTA BANJAR, JAWA BARAT (Studi Living Qur’an).
Salah satu wacana kontemporer dalam studi Al Quran adalah kajian Living Quran. Contohnya di daerah Citangkolo kota Banjar, Jawa Barat tepatnya di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar. Terdapat tradisi turun temurun dimulai sejak berdirinya Pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo pada tanggal 10 muharram 1960. Sebagai wadhifah (wiridan ajek pendiri pesantren) yaitu pembacaan surat Al-Ikhlas 1000 kali pada hari Arofah atau biasa disebut dengan arofahan. Sebagai pokok pembahasan penelitian, penulis merumuskan masalah menjadi dua rumusan. Pertama, bagaimana proses kegiatan pembacaan surat al Ikhlas 1000 kali pada tradisi arofahan di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo. Kedua, bagaimana pemaknaan dan tujuan pembacaan surat al Ikhlas 1000 kali pada tradisi arofahan di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses kegiatan, pemaknaan dan tujuan tradisi arofahan di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan sumber data primer yang berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun sumber data sekundernya berasal dari buku dan jurnal ilmiah seputar ayat ayat penyembuh dan living Quran, serta kitab kitab tafsir dari beberapa ulama dan kemudian dianalisa menggunakan teori kontruksi sosial Peter L Berger yang terdiri dari 3 aspek yaitu: eksternalisasi, obyektifikasi dan internalisasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pelaksanaan tradisi arofahan dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu pada malam hari setelah sholat magrib atau pagi hari setelah sholat subuh. Jika dilaksanakan pada malam hari maka prosesnya dimulai dengan pelaksanaan Sholat magrib berjamaah dimasjid yang dipimpin oleh pengasuh pondok K.H Munawir. Kemudian dilanjutkan dengan sholat sunnah awabin 10 rakaat dengan 2 salam. Dilanjutkan dengan membaca surat al-Ikhlas 1000 kali secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan sholat isya berjamaah, dilanjutkan dengan pembacaan niat puasa sunah arofah secara bersama-sama dan diakhiri dengan tausiah terkait pemantapan fadhilah yaumul arofah dan yaumul tasrik. Jika dilakukan pada pagi hari maka prosesnya sebagai berikut: diawali dengan pelaksanaan Sholat dhuha berjamaah kemudian tawasulan kemudian selanjutnya sama. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mencintai, membaca dan dekat dengan Al-Qur’an sehingga masyarakat dalam kesehariannya lebih banyak ibadah dari pada maksiat, baik ibadah bil lisan, ibadah bil arkan, ibadah bil jinan. Tradisi ini dimaknai baik serta banyak memberikan manfaat antara lain ketenangan hati, menjadi lebih sabar serta meningkatkan semangat untuk beribadah.

Kata Kunci: Living Qur’an, Surat Al-Ikhlas, Arofahan.


Ketersediaan

SK20242003.12X1 MEL pPERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2X1 MEL p
Penerbit Fakultas Ushuluddin dan Dakwah : Surakarta.,
Deskripsi Fisik
100 hlm, 29 cm
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
2X1
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this