Image of On Signs; Manusia dan Tanda

On Signs; Manusia dan Tanda



mberto Eco mendekati semiotika bukan sebagai semesta yang tersusun dari tanda-tanda, melainkan sebagai satu-kesatuan utuh yang tersusun dari fungsi-fungsi semiotik (sign-functions). Berbeda dengan tritunggal Peirce, ia telah mengembangkan teori semiotik yang non-referensial: Ekspresi dapat digunakan untuk merujuk pada hal-hal atau keadaan dunia, tetapi mereka berasal dari isi atau konten yang ditetapkan oleh budaya.

Sebuah tanda (atau fungsi-tanda) tak lagi dipahami sebagai hal-ihwal yang bersangkut-paut dengan referensi tertentu yang beku (yang dulunya merupakan perkara tanda linguistik); yang demikian, biasanya, mengambil beberapa makna, atau merujuk pelbagai realitas dalam konteks sosial budaya.

Misalnya, oktagon merah tak memiliki arti yang sama di Afrika seperti di Amerika, di mana, lantaran konvensi yang beroleh penggunaan budaya, lantas kita mengasosiasikannya dengan tanda “Stop”. Namun, bahkan dalam budaya Amerika, makna oktagon merah kadangkala bisa berubah, misalnya, umpama ditemukan dalam buku teks tentang geometri.


Ketersediaan

B003146.1128 ECO o c.1PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia
B003146.2128 ECO o c.2PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
128 ECO o c.
Penerbit Ircisod : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
21 cm; 120 hal.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-6166-802
Klasifikasi
128
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this